ActKonveksi.com - Menjalani usaha di bidang fashion muslim, saat ini mulai bangkit dari keterpurukan. Ditambah jumlah masyarakat muslim yang meningkat, bisnis fashion muslim juga semakin diminati lantaran desain-desainnya yang semakin menyesuaikan dengan perkembangan mode.
Fahmi salah seorang pemilik dan juga CEO dan Founder Fatih Indonesia menceritakan kepada kompas.com, jatuh bangun dirinya di dunia fashion busana muslim. Dulunya, Fatih merupakan penjahit, dan sekarang ia mampu membuka lapangan pekerjaan untuk para penjahit lokal.
Fatih Indonesia, didirikan oleh Fahmi Hendrawan pada tahun 2015, menawarkan berbagai baju muslim laki-laki dengan unsur batik khas Indonesia. Dalam perjalanannya, ia menungkapkan ada banyak sekali tantangan yang dihadapi.
Namun dengan berbekal konsistensi dan passion dalam menjalankan usahanya. Ia optimis bisnisnya akan meraup kesuksesan, di sisi lain ia juga berharap para penjahit yang saat ini bekerja dengannya tidak kesepian orderan.
“Nama Fatih Indonesia diambil dari surat Al-Fatihah yang berarti pembuka. Saya berharap bisnis ini bisa menjadi pembuka rezeki saya dan karyawan sekaligus pembuka identitas Indonesia di kancah fashion global,” ujar Fahmi beberapa waktu lalu.
Berawal dari berjualan offline, kini Fahmi kini berhasil memberdayakan sekitar 30 karyawan termasuk penjahit batik artisan di Garut, Tasikmalaya, Solo dan Bengkulu–lewat bisnis yang ia bangun.
Adapun beberapa tips dari Fahmi, bagi kamu yang ingin memulai usaha fashion muslim:.
1. Konsistensi. Hal pertama dalam memulai bisnis, tak hanya bisnis fashion muslim saja, adalah konsistensi. Dengan konsistensi dalam membangun brand awareness, maka perlahan-lahan produkmu juga akan dikenal oleh masyarakat, dan menjadi nilai tambah, jika produk yang dihasilkan bagus dan berkualitas, pastinya masyarakat ingin membeli produk yang kamu jual.
“Pertama, harus konsisten dengan apa yang kita jual. Kalau kita konsisten, orang dari mulai aware, akan action untuk membeli. Yang lainnya (bisnis lain) juga begitu, dengan konsisten pada DNA yang kita punya, kita akan bertahan dan memilik pasarnya,” ungkap Fahmi.
2. Passion. Hal kedua yang mendukung usaha kamu kedepan adalah memiliki passion atau minat di dalam bisnis itu. Jika kamu memiliki passion dalam bisnis yang kamu jalani, maka kamu akan tekun dalam melakukan berbagai hal, dan tidak mudah terombang-ambing kesana kemari.
“Kedua, harus passionate sebagai enterprise. Kita melihat saat ini banyak orang atau sosial media selalu membanding-bandingkan produk. Kalau kita tidak passionate dengan usaha kita, kita akan mudah terombang-ambing kesana kemari (sehingga bisnis tidak fokus),” ungkap dia.
3. Usaha dan Doa. Hal terakhir yang tak boleh terlewat adalah usaha dan doa. Menurut Fahmi, seperti memasuki bulan Ramadhan, para pengusaha fashion muslim seperti melakukan hajatan selama 30 hari.
Di saat-saat ini, orderan busana muslim mengalami kenaikan atau lonjakan yang signifikan dari hari biasanya. Hal ini tidak lepas dari kegiatan ibadah dan keagamaan yang dilakukan lebih sering di saat Ramadhan, dibandingkan di hari biasanya.
“Harus banyak berdoa biar produksi lancar, distribusi juga lancar. Kita para pegiat fashion (muslim) itu selama Ramadhan seperti hajatan 30 hari. Mudah-mudahan dengan persiapan kita dari awal, hal-hal (kendala) tidak terjadi, dan semakin konsisten dengan apa yang kita lakukan,” tegasnya.(nov)
Fahmi salah seorang pemilik dan juga CEO dan Founder Fatih Indonesia menceritakan kepada kompas.com, jatuh bangun dirinya di dunia fashion busana muslim. Dulunya, Fatih merupakan penjahit, dan sekarang ia mampu membuka lapangan pekerjaan untuk para penjahit lokal.
Fatih Indonesia, didirikan oleh Fahmi Hendrawan pada tahun 2015, menawarkan berbagai baju muslim laki-laki dengan unsur batik khas Indonesia. Dalam perjalanannya, ia menungkapkan ada banyak sekali tantangan yang dihadapi.
Namun dengan berbekal konsistensi dan passion dalam menjalankan usahanya. Ia optimis bisnisnya akan meraup kesuksesan, di sisi lain ia juga berharap para penjahit yang saat ini bekerja dengannya tidak kesepian orderan.
“Nama Fatih Indonesia diambil dari surat Al-Fatihah yang berarti pembuka. Saya berharap bisnis ini bisa menjadi pembuka rezeki saya dan karyawan sekaligus pembuka identitas Indonesia di kancah fashion global,” ujar Fahmi beberapa waktu lalu.
Berawal dari berjualan offline, kini Fahmi kini berhasil memberdayakan sekitar 30 karyawan termasuk penjahit batik artisan di Garut, Tasikmalaya, Solo dan Bengkulu–lewat bisnis yang ia bangun.
Adapun beberapa tips dari Fahmi, bagi kamu yang ingin memulai usaha fashion muslim:.
1. Konsistensi. Hal pertama dalam memulai bisnis, tak hanya bisnis fashion muslim saja, adalah konsistensi. Dengan konsistensi dalam membangun brand awareness, maka perlahan-lahan produkmu juga akan dikenal oleh masyarakat, dan menjadi nilai tambah, jika produk yang dihasilkan bagus dan berkualitas, pastinya masyarakat ingin membeli produk yang kamu jual.
“Pertama, harus konsisten dengan apa yang kita jual. Kalau kita konsisten, orang dari mulai aware, akan action untuk membeli. Yang lainnya (bisnis lain) juga begitu, dengan konsisten pada DNA yang kita punya, kita akan bertahan dan memilik pasarnya,” ungkap Fahmi.
2. Passion. Hal kedua yang mendukung usaha kamu kedepan adalah memiliki passion atau minat di dalam bisnis itu. Jika kamu memiliki passion dalam bisnis yang kamu jalani, maka kamu akan tekun dalam melakukan berbagai hal, dan tidak mudah terombang-ambing kesana kemari.
“Kedua, harus passionate sebagai enterprise. Kita melihat saat ini banyak orang atau sosial media selalu membanding-bandingkan produk. Kalau kita tidak passionate dengan usaha kita, kita akan mudah terombang-ambing kesana kemari (sehingga bisnis tidak fokus),” ungkap dia.
3. Usaha dan Doa. Hal terakhir yang tak boleh terlewat adalah usaha dan doa. Menurut Fahmi, seperti memasuki bulan Ramadhan, para pengusaha fashion muslim seperti melakukan hajatan selama 30 hari.
Di saat-saat ini, orderan busana muslim mengalami kenaikan atau lonjakan yang signifikan dari hari biasanya. Hal ini tidak lepas dari kegiatan ibadah dan keagamaan yang dilakukan lebih sering di saat Ramadhan, dibandingkan di hari biasanya.
“Harus banyak berdoa biar produksi lancar, distribusi juga lancar. Kita para pegiat fashion (muslim) itu selama Ramadhan seperti hajatan 30 hari. Mudah-mudahan dengan persiapan kita dari awal, hal-hal (kendala) tidak terjadi, dan semakin konsisten dengan apa yang kita lakukan,” tegasnya.(nov)